9 februari 2021
Bismillahirrahmanirrahim
Bata Merah vs Bata Aerasi (bata ringan)
Ketika seorang rekan muda bertanya pd sebuah komen status, apakah benar bata merah lebih tahan panas dibanding hebel (bata ringan yg pertama dibuat di Swedia th 1923 dan kemudian dikembangkan oleh Joseph Hebel di Jerman th 1943), saya jawab iya. Jawaban spontan sy lebih didasari "perasaan" sy ketika berada di dalam bangunan yg tengah dikerjakan, antara bangunan yg memakai bata merah dan bata ringan (bata aerasi). Memang saya rasakan, bangunan dg dinding bata ringan lebih terasa panas.
Saya menduga, suhu yg lebih sejuk pada bangunan bata merah dikarenakan 2 hal:
1. Sifat dasar tanah liat yg lebih bisa menyerap panas.
2. Densitas (kepadatan) bata merah lebih tinggi dibandingkan bata ringan. Bata merah mempunyai densitas 2,2 - 2,4 gram/ cm3, sedangkan bata ringan yg berpori densitasnya < 1,8 gram/ cm3.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
***barangkali perlu diuji laboratorium utk membuktikan apakah "perasaan" saya benar? Bisa saja pendapat saya salah.
akses terus info terbaru dari website ini dengan
GABUNG KOMUNITAS BERBAGI RUMAH MINIMALIS INFO UNTUK JOIN !!!!
Bata Merah vs Bata Aerasi (bata ringan) |
U value batako (bata ringan) lebih tinggi dari bata merah om. Sementara time lag bata merah lbh tinggi. Artinya batako lbh mudah menghantarkan panas. Kemampuan menahan panas sebelum panas dilepaskan kembali, juga menang bata merah. Ini penelitian teknik sipil Petra Srby.
thermal properties dinding bata merah dan batako |
kesimpulan perbandingan panas |
sumber: Mhd Dalang
Rumah Minimalis Info
jasa arsitek dan kontraktor Makassar Hubungi WA:081241644892
untuk berbagai contoh desain lainnya:
DAFTAR LENGKAP DESAIN RUMAH MINIMALIS TERBARU